Sabtu, 25 Juli 2015

keluarga saya komplit tapi tak komplit

perkenalkan kembali, nama saya Maya. saya adalah sulung dari empat bersaudara. saya saat ini berusia 23 tahun dan sudah bekerja di perusahaan besar sebagai admin Supermarket. walaupun di perusahaan besar, bukan berarti saya kaya raya. adik saya ada tiga, felix, herna dan cahyo. Felix, usianya 18 tahun dan sudah lulus STM. ia bercita-cita menjadi pemilik bengkel dengan jerih usahanya sendiri, maka dari itu ia sekarang sedang mencari pekerjaan demi menggapai impiannya. Herna, usianya 14 tahun dan sekarang sedang memasuki kelas 1 SMP. 14 tahun saat aku dulu adalah usia di mana saya sudah kelas 1 SMA dan usia ketika bapak saya meninggal. Herna terlambat sekolah karena TK nya 3 tahun dan pada waktu SD dia tidak naik 2 kali. kasian ya, tapi ya gimana lagi. Dia pernah jatuh dan luka di bagian kepala ketika bayi. yang terakhir Cahyo, usianya 12 tahun dan sekarang sedang di kelas 6 SD. Terus terang diantara kami, Cahyo paling supel dan menyenangkan. sayangnya dia bersama sepupu ibu di Malang. semoga sMP nanti si Cahyo ada di Jogja.

Ibu kami.
seperti cerita saya sebelumnya, bapak sudah meninggal ketika saya berusia 14 tahun. dan belum lama ini, ibu saya juga sudah meninggal di usia adik perempuan saya 14 tahun. entah itu kebetulan atau bukan, yang saya yakini adalah itu sudah takdir keluarga kami. Tidak mau bohong dan menyebarkan aib. ibu saya sebenarnya punya pegangan ketika dia hidup. pegangan yg seperti orang Jawa tau. Saya tau, tapi saya tidak mengimani. dengan bantuan orang-orang baik, saya dapatmembantu mengeluarkan pegangan ibu dengan doa. sungguh, kuasa doa itu adalah ajaib. Tuhan benar-benar Maha Kuasa.

Saya sekarang
Saya sekarang adalah seorang kakak yang sekaligus orang tua untuk ketiga adik saya. ketika mandat ini sudah saya yakini, saya menjadi ga pemarah lagi alias lebih sabar, semakin fokus, semakin punya harapan, semakin bersemangat bekerja. Tapi, kadang sih merasa kangen sama keluarga dan suasana Jogja yang begitu damai untuk saya pribadi. Namun, saya harus survive di sini, di Jakarta demi ketiga adik saya. andaikan gaji di Jogja tidak semena-mena, saya akan di Jogja kok tapi apa daya, kalo saya tetap di Jogja saya jadi tidak bisa menabung untuk adik2 saya. Saya sebenernya punya impian untuk membuat restoran kecil di Jogja suatu hari nanti. saya harus menabung modal dulu. sebenernya saya sudah muak untuk bertahan. tapi ketika saya berpikir kembali, saya jadi semangat kembali. Saya  juga terkadang tidak disukai orang yang ada di kampung saya. entah mengapa apakah mereka iri atau bagaimana. apa yang mereka irikan dari saya? anak yatim piatu? keluarga miskin? hidup prihatin? ada saja yang benci sama keluarga saya. tapi saya yakinkan adik2 saya bahwa Tuhan ada sama kita. Dia itu kuasanya sungguh Maha Dahsyat. Dia tu sumber kehidupan kita. hidup kita ga ngemis kok, mbak maya masih bisa bekerja, Felix juga bentar lagi bisa mandiri sendiri pasti kita temukan arti kehidupan yang lebih luar biasa dibanding orang lain. semangat !!