hari ini seperti biasa aku berangkat
ke kantor dimana aku magang. Di perjalanan pun aku selalu melakukan dua hal. Fokus
mengendarai motor dan menghayari perjalanan. Terlintas aku memikirkan sesuatu. Tentang
“hati”.
Kalau dipikir-pikir, hati itu
seperti Kripik di Dalam Toples. Kripik,
“kadang-kadang” hati itu rapuh. Kripik mana yang ga atos. Tinggal disematkan ke dalam mulut dan terkena air ludah pun
kripik gampang dimakan. Tapi, kripik itu renyah, gurih, dan mempesona. Bisa dijadikan
lauk ketika masa-masa tanggal tua. Kripik menyelamatkan umat manusia dari nasi
tanpa lauk. Hati juga seperti itu. Di dalam keadaannya yang sedang mood, hati kita bisa sangat menyenangkan
dan menenangkan oraang-orang terdekat.
Jika ingin selalu renyah, maka
kripik harus diletakkan ke dalam toples yang tertutup, sehingga udara luar
tidak bisa membuatnya mlempem. Hmm,
aku berpikir tentang hal ini. Hati.. jika dia selalu diletakkan di tempat yang
aman, maka dia akan baik-baik saja. Jika hati tidak pernah mengenal, berbicara,
belajar, dan berinteraksi kepada Tuhan, maka lama-lama dia akan mlempem juga. Ibarat pemilik toples itu
adalah akal pikiran manusia. Membiarkan kripik berada di dalam toples tapi
tidak ditutup rapat, pastilah mlempem.
Pengaruh dunia tanpa pemikiran bagaikan udara bebas di luar. Coba perhatikan
kedua lubang hidungmu. Mereka tidak mampu menahan udara yang dia hirup untuk
tidak dimasukkan ke dalam paru-parumu. Misalnya asap rokok yang selalu memaksa
kedua lubang hidungmu untuk mereka hirup walaupun tangan kalian menutupi kedua
lubang hidungmu itu. Sama seperti kripik, bahkan kripik tidak bisa mempunyai
tangan yang dengan sengaja melindungi dirinya dari udara luar.
Hati itu tidak bisa mengendalikan
dirinya, namun berbahagialah karena Tuhan menciptakan akal pikiran untuk
mengendalikan hatimu.
Aku sayang kalian :*
(lagi pengen nulis
seriushh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar